Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi dasar dan sangat penting bagi manusia. Bahasa sendiri bisa diartikan sebagai sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi . Hal tersebut bisa diterapkan atau dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari disaat manusia membutuhkan suatu bahasa untuk keperluan berkomunikasi dengan yang lainnya .
Fungsi bahasa pun ada berbagai macam sesuai apa yang kita butuhkan saat berada dalam suatu kondisi tertentu, seperti mengekspresikan diri, berkomunikasi, beradaptasi dengan lingkungan dan lainnya .
Bahasa juga merupakan salah satu faktor pendukung kemajuan suatu bangsa karena bahasa merupakan suatu sarana untuk membuka wawasan suatu bangsa .
Didalam penulisan ilmiah bahasa merupakan hal yang sangat penting . Maka dari itu dalam menuliskan penulisan ilmiah kita haruslah ditutuntut teliti agar tidak terjadi kesalahan . Salah satu contoh dalam penggunaan ejaan kata, dan pemakaian ragam bahasa . Singkatan dan akronim pun haruslah juga diperhatikan, seperti jabatan atau pangkat yang harus diikuti dengan tanda titik.
Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal
yang terpenting. Oleh karenanya, kita harus menggunakannya dengan baik.
Antara lain dengan cara sebagai berikut:
- Dalam hal penggunaan ejaan.
- Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang! Sedangkan partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau pergi, aku pun akan pergi.
- Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Ragam lisan terdiri atas ragam
lisan baku dan ragam lisan tak baku, sedangkan ragam tulis terdiri atas
ragam tulis baku dan ragam tulis tak baku.
- Dalam penulisan Singkatan dan Akronim. Singkatan nama orang, nama
gelar, sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H. (Sarjana Hukum). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth.
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata
ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Contoh: DPR, GBHN, KTP, PT. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI, LAN, IKIP, SIM.
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Contoh: Akabri Bappenas Iwapi Kowani.
- Dalam penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal sebagai abad teknologi. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
- kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh: Ada sekitar enam puluh calon mahasiswa yang tidak diterima diperguruan tinggi itu.
- Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma
(,), tanda titik dua (:), tanda titik koma (,), tanda hubung (-), tanda
pisah (_), tanda petik (”), tanda garis miring, (/) dan tanda penyingkat
atau aprostop (’).
- Dalam pemakaian imbuhan, awalan dan akhiran.
Pada penulisan ilmiah juga sering terdapat kesalahan. Kesalahan
pemakaian bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah pada umumnya berkaitan
dengan:
Kesalahan penalaran yang umum terjadi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kesalahan penalaran intra-kalimat dan antarkalimat.
Kerancuan terjadi karena penerapan dua
kaidah atau lebih. Kerancuan dapat dipilah atas kerancuan bentukan kata
dan kerancuan kalimat.
Pemborosan terjadi apabila terdapat unsur yang tidak berguna dalam penggunaan bahasa.
Sebuah kalimat dapat dikatakan lengkap apabila setidaknya mempunyai pokok (subyek) dan penjelas (predikat).
Kesalahan pembentukan kalimat pasif yang
sering dilakukan oleh penulis karya tulis ilmiah adalah kesalahan
pembentukan kalimat pasif yang berasal dari kalimat aktif intransitif.
Bahasa Indonesia telah mempunyai kaidah
penulisan (ejaan) yang telah dibakukan, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan atau lebih dikenal dengan istilah EYD. Kaidah ejaan
tersebut tertuang dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. (Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia No. : 0543a/U/1987).
- Kesalahan pengembangan paragraf.
Paragraf yang digunakan dalam tulisan
ilmiah mempunyai tiga syarat, yaitu kesatuan, kesistematisan dan
kelengkapan, serta kepaduan.
Dalam penulisan ilmiah—selain harus
memperhatikan faktor kebahasaan—kita pun harus mempertimbangkan berbagai
faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada
penggunaan kata karena kata merupakan tempat menampung ide. Dalam kaitan
ini, kita harus memperhatikan ketepatan kata yang mengandung gagasan
atau ide yang kita sampaikan, kemudian kesesuaian kata dengan situasi
bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.